DataSumut.com – Medan
Danau Toba tidak akan bisa menjadi destinasi wisata internasional, jika Keramba Jaring Apung (KJA) masih bertebaran di Danau Toba. Akibat keberadaan KJA, setiap harinya ratusan ton pakan ikan ditabur di danau sehingga membuat air danau tidak lagi bening seperti dulu.
Alhasil, sebutan ‘Tao Na Tio’ atau Danau yang Bening, sudah tidak pantas lagi disematkan untuk Danau Toba.
Demikian diungkapkan Mangaliat Simarmata SH kepada DataSumut.com di Literacy Coffee, Jumat (15/1) sore.
Seperti diketahui, Mangaliat Simarmata sendiri merupakan orang yang ikut bekerja keras untuk ‘menggolkan’ Danau Toba sebagai kawasan Geopark ke Unesco. Selain sebagai pengacara, Mangaliat Simarmata juga seorang pendiri Jendela Toba yang merupakan ‘bidannya’ geopark ke unesco.
Dalam pendapatnya, Mangaliat menambahkan, sebagai menteri pariwisata dan ekonomi kreatif (Menparekraf) RI yang baru, Sandiaga Uno diharapkan bisa menghapus keberadaan KJA dari Danau Toba agar air danau tidak lagi berbau seperti saat ini.
“Sepuluh tahun lalu, air Danau Toba masih bisa dikonsumsi masyarakat untuk air minum, tapi sekarang masyarakat harus membeli air isi ulang,” ucap Mangaliat.
Sayangnya, kata Mangaliat, ketika Sandiaga Uno berkunjung ke Danau Toba, tidak sedikitpun masalah KJA disinggung olehnya. Disisi lain, para pejabat yang datang ke Danau Toba justru terus – menerus menjanjikan ditutupnya KJA di Danau Toba, sehingga Danau Toba betul-betul terbebas dari KJA.
“Untuk itu, saya meminta kepada Menteri Pariwisata, Sandiaga Uno, untuk segera bertindak dalam memberantas keberadaan KJA di Danau Toba dan mewujudkan Danau Toba zero KJA di tahun 2021 ini. Semakin cepat KJA dituntaskan, maka semakin cepat pula Danau Toba bisa diselamatkan,” tutup Mangaliat.
(DSc-01)

More Stories
Panitia Natal PWI Sumut 2025 Terbentuk
Konferda DPD GMNI Sumut Berlangsung Akrab
Kajatisu Silaturahmi Ke PWI Sumut, Harli Siregar : Jaksa Jangan Cawe-Cawe Proyek dan Main Dana Desa